Pages

Monday 26 October 2015

Ini Kenapa Saya Benci PKS

@Mas Nuruddin :
:::: 1. Lha kan mereka temen2 fbku mas, jadi aku tau bahwa mereka itu ikhwan PKS :')Kenapa orang PKS mem-bully salafi? Karena sampai hari ini, Salafi lah yang paling gencar mengkritik PKS (dan juga gerakan lain). Bahkan, sejak dulu (jaman aku SMA), yang diserang salafi selalu IM. Kalo gak salah, sampe nyebut Qardhawi anjing-anjing neraka segala.

Karena mereka temenku juga, maka nama mereka disamarkan, soale kalo yang temenan ama FB mereka, pasti tau kan jadinya gak enak  
Sebelum memintaku husnudzan, mohon masnya husnudzan sama akuwh ya :').

Salah satu tanda masnya udah kena 'racun' mereka ya gitu tuh. Belain mereka apapun yang terjadi. Termasuk nyuruh orang husnudzan ke pks, nyuruh orang tabayyun, nyuruh orang memahami dan toleran ke pks, tanpa melakukan itu semua terlebih dulu. Bukan tidak mungkin, suatu saat bila ada perbedaan antara MD dan PKS, masnya akan cenderung melihat dari sisi PKS terlebih dulu.Mungkin masnya lebih banyak membaca "Buku PKS", "Majalah PKS", "website PKS", dan tulisan-tulisan orang PKS, daripada dari Buku MD, Majalah MD, dan tulisan orang MD sendiri. Secara politik, banyak yang pilihannya beralih dari PAN ke PKS. Secara edukasi, ada yang menyekolahkan anaknya ke SDIT, bukan ke SDM. Tidak dapat dipungkiri, inilah bukti bahwa racun mereka mulai menyebar.

Ada humor mas,
Dalam suatu pertemuan antara ormas Islam di Jakarta, seorang pengurus NU mengeluh kepada pengurus Muhammadiyah, "Warga NU sekarang lagi prihatin. Banyak masjid yang dulunya ada doa qunutnya sekarang tidak ada lagi. Yang dulunya ada tradisi tahlil, sekarang tidak ada lagi," katanya.Maksud hati ingin menyindir pengurus Muhammadiyah yang biasa shalat subuh tak pakai qunut dan tidak suka tahlil. Tapi pengurus Muhammdiyah malah berang. "Kalau NU cuma qunutnya yang dicuri. Kalau Muhammadiyah, masjid-masjidnya sekalian dibawa kabur orang," katanya.Kali ini pengurus NU dan Muhammadiyah satu hati kalau-kalau ada gerakan sistematik dari kelompok politik dan faham keagamaan tertentu yang merebut masjid-masjid untuk kepentingan tertentu. Itu humor muncul 2008, dan itulah yang nyata2 terjadi di masyarakat mas. Itulah kenapa MD gencar melakukan sertifikasi masjid dan AUM, langkah yang belakangan juga ditiru NU. MD juga sangat keras pada organisasi 'transnasional' gitu mas (Gak cuman PKS sih, tapi intinya ya itu tadi, PKS dan HTI). Paling panas adalah tahun 2006. Dulu, orang2 itu diberi 2 pilihan, kurang lebih gini, "Kalau kalian mau tetep di MD, tinggalkan organisasi yang lain. Kalo mau di tempat lain, silakan keluar dari sini." Malah ada surat keputusan resminya. Masnya bisa coba baca ini
:  HYPERLINK "http://" \t "_blank" http://ainspirasi.wordpress.com/2008/11/04/fatwa-muhammadiyah-tentang-pks/

Di sana disebut kata infiltrasi, PKS, dan yang semacamnya. Walau tidak secara langsung menyatakan bahwa PKS menyusupi MD, tapi ada pesan tersirat yang maksudnya demikian. Coba masnya googling "Muhammadiyah PKS", dan masnya akan bisa memahami dinamika yang terjadi. Tapi jangan malah baca yang sumbernya dari PKSnya mas, sama aja bo'ong kalo gitu, hehehe

Di luar sana, warga MD juga selalu dibikin bingung dengan kelakuan PKS yang seakan menarik MD kepada PKS. Ada orang-orang yang bersikeras bahwa PKS bukan MD (membela kemurnian MD), tapi ada juga yang terlalu "toleran". Ya, "terlalu toleran", penyakit paling kronis dari warga NU dan MD. Mereka terlalu toleran, dan terus ditekan untuk selalu demikian, hingga akhirnya mereka justru diterkam dan jadi korban :')

Salah satunya, ya mengenai masjid tadi. Di suatu daerah di Yogya, ada masjid yang mau dibuat plakat. Pengurusnya aplud di grup MD. Warga MD mendukung. Tapi ada oknum PKS yang menyebarkan racun, "Ngapain masjid dikasih plakat? Masjid kan milik umat. Gak usah dikasih plakat gituan." Sungguh Mas, mereka itu manis kata-katanya, tapi sangat beracun pada hakikatnya. Kenapa aku bilang gitu? Karena di Tegal, temenku pernah cerita bahwa masjid di perumahannya dimasuki orang2 PKS yang merupakan warga baru di sana. Saat mereka mulai menguasai, mereka pun semangat untuk mnegajak warga ke masjid. Tentu warga enggan karena amalan dan pengajaran di masjid itu menjadi berbeda dengan sebelumnya. Singkat cerita, Allah mengembalikan masjid itu kepada umat, sehingga kepengurusan pun diganti. Setelah itu, apa yang terjadi? Mereka yang dulu menyeru untuk pergi ke masjid, malah sekali pun tidak lagi ke masjid itu. Mereka lebih memilih shalat d tempat yang jauh.

Dari situ, bisa disimpulkan bahwa himbauan kader PKS pada MD utk tidak memberi plakat pada masjidnya juga dilatarbelakangi tujuan yang sama : pembajakan. Untunglah para kader MD di grup itu tidak mudah dibodohi. Mereka mengikuti perkembangan selama ini, termasuk mengetahui penyusupan PKS di tubuh MD. Mereka juga tau mengenai maklumat Muhammadiyah itu yg aku kasih linknya tadi.

Tegal dan Yogya terpisah ratusan km, tapi ada motif sama. Makanya aku gak mau capek-capek lagi menuliskan kata "oknum". Aku juga gak pernah membicarakan PKS sekadar dalam konteks politik, because there's something big, something strange about them. Dan kenyataan ini dirasakan bukan cuma olehku saja mas. Ini sudah jadi rahasia umum yang diketahui orang (tentunya yang tidak dalam pengaruh PKS)

Muhammadiyah itu baik mas. Memang sayang, banyak anak MD dan NU hilang arah, dan akhirnya ikut liqo'. Bukan mereka yg salah, tapi MD dan NU yg kurang bisa menyediakan 'sarana' yg memadai. Aku juga pernah ikut mentoring Mas :')

Itu yg bikin (awalnya) aku toleran ke mereka. Waktu aku mendapati temen - temen yang mau terjerumus ke Salafi, aku selalu sarankan mereka buat rajin ikutan mentoring. Waktu ada temenku yang terlalu "fanatik" NU dan MD, aku selalu sampaikan prinsip ala tarbiyah IM 'kita bekerjasama dalam hal yang kita sepakati, dan saling toleran dalam hal yang tidak kita sepakati'. Hingga akhirnya konflik Mesir pasca - jatuhnya Mursi menyadarkanku mas.

Saat itu, terbukalah semua borok IM. Terutama saat mereka MENENTANG serta MENCACI MAKI DOSEN DAN ULAMA Al Azhar, institusi tertinggi dalam dunia Islam (Sunni). Sejak saat itu aku bertobat dari "kesalahan" masa laluku yang terlalu toleran pada IM/PKS.

Aku ndak pernah mempermasalahkan kader PKS yang korupsi, kader mereka yang mesum, dll. Memang, ada orang PKS yang akhirnya tidak suka PKS karena hal tsb. Tapi aku ndak peduli. Ketidaksukaanku ke PKS lebih karena hubungan mereka dengan IM, dan kelakuan IM yang sudah kurang ajar di Mesir sana. Sekelumit kekecewaanku di antaranya aku tuangkan di sini (monggo kalau berkenan baca)

Dalam The Muslim 500 pun sudah di bahas dalam "Issues of the Day" hal. 178 (The Fight for Azhar). Kalau mau baca versi Indonesia, masnya bisa baca di sini

Jadi, sekali lagi dipahami bahwa kita membicarakan sesuatu yang lebih besar daripada sekedar PKS. Artinya, meski ada orang di PKS paling bersih pun, ya dia tetap IM, dan karena itu aku ndak suka. Meski ada orang yang keluar dari PKS (katanya untuk menyelamatkan gerbong dakwah), aku tetap ndak suka, karena hakikatnya mereka itu ya IM.

Sikap ini bukan cuma aku yang mengambil. Ustadz Sarwat, pengelola rumahfiqih.com juga demikian. Sedikit cerita, dulu, banyak jamaahnya yang orang PKS, sampai beliau (sampai sekarang) dijuluki ustadz PKS. Bahkan, dulu beliau juga aktif mengelola tanya-jawab di eramuslim.com. Ketika beliau kritis pada PKS, astaghfirullah, kelakuan jamaahnya itu seperti orang yang tak punya adab. Itulah bahayanya virus PKS.
Di Mesir, gelar Yusuf Qardhawi akan (atau malah sudah) dicabut oleh Al Azhar. Abdullah bin Bayyah, keluar dari organisasi Persatuan Ulama Internasional (organisasi bentukan Qardhawi - IM), padahal beliau tadinya menjabat wakil dan kemudian justru mendirikan organisasi baru, Dewan Ulama Islam. (Baca)

Kalangan Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir) juga memahami betul bahwa kader - kader PKS selalu berusaha menguasai mereka. Bahkan mereka nggak segan membuat page Info Mesir, dan yang semacamnya, padahal berita-berita di dalamnya hanya mengambil dari sisi IM saja. Mereka juga terus menerus memberikan imej bahwa Mesir dan Al Azhar adalah IM, demi menarik simpati masyarakat awam di Indonesia.

Jadi, dengan amat terpaksa, saran dari masnya harus aku kembalikan lagi tanpa mengubah satu huruf pun :
"saranku sh kl melihat sesuatu jgn subjektif jgn dr 1sudut pandang saja"

Apalagi dari sudut pandang yang jelas keliru dan penuh racun dari mereka.

:::: 2. Golongan "itu" yang dimaksud itu syi'ah pok mas? Masnya baca dari link yang aku kasih kan? Bener mas, itu biar bombastis aja, menarik perhatian massa walaupun mungkin ada beberapa oknum yang beneran syi'ah juga.

Aku juga udah tuliskan di situ, di komentar sebelumnya, bahwa tujuanku bikin postingan itu :
a. Buat nyindir mereka [IM] yang selama ini sok-sok anti-Syi'ah, eh ternyata "Nabi"-nya [Morsi] malah main mata ama Syi'ah [Iran] 
b. Makin menguatkan keyakinan kita akan goyahnya akidah dan keyakinan mereka.
c. Mengungkap kemunafikan dan standar ganda mereka.
d. Terus memperingatkan semua pihak agar tidak berlaku naif (terlalu toleran kepada pihak-pihak yang intoleran).

:::: 3. Demikianlah mas, sekelumit jawabanku. Tentu ini belum semuanya. Semua ini aku dapetnya juga gak instan, melainkan butuh waktu dan perjalanan yang penjang. Karenanya, aku juga ndak memaksa masnya buat sadar secepat kilat.
Tambahan : mereka lah (bersama HTI dan Salafi) menjadi pihak yang merusak hubungan NU-MD yang sudah mulai mesra selama 20 tahun ini. Kenapa? Karena oknum mereka kadang dengan mudahnya mengangkat isu-isu khilafiyah. Ketika warga NU resah, MD juga lah yang kena. Karena dilihat dari kacamata NU, ya MD, PKS, dll itu sama saja. Dan kenyataannya memang masyarakat masih sulit membedakan satu per satu. Buktinya masnya ikut mentoring mereka, aku juga. Maka kita tidak heran jikalau hari ini perdebatan yang sudah 20 tahun ditinggalkan, kini mulai diangkat lagi :')

Karenanya, kalau mereka musnah, tentunya kita berharap hubungan mesra yang sejati dapat kembali terjalin. Maka apa yang orang bilang, bahwa "Kalau masalah NU-MD sudah selesai, maka sebagian masalah bangsa ini juga selesai", semoga ada benarnya.

Dan aku rasa tidaklah berlebihan kalau aku selalu sarankan teman-teman untuk simply pilih NU dan/atau Muhammadiyah. Bukannya yang lain pasti sesat atau apa, tapi 2 inilah yang paling terjamin track recordnya, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Karena itu mas, mari kembali ke Muhammadiyah. Masnya nggak perlu lagi menyembah Mursi dan me-nabi-kan LHI. Kita kembali pada ajaran Islam, agama penyeru Tauhid yang dibawa Nabi Muhammad... 

Kalo masnya mau sharing cerita, mungkin @Rauf bisa bantu. Dia Muhammadiyah, ikut mentoring, tapi sudah menemukan arah. Masnya nggak sendirian. Ada banyak teman2 yang struggle untuk keluar dari "candu" PKS. Semoga berhasil mas. Kalo udah berhasil, jangan sungkan membantu menyadarkan korban - korban lain yang masih saja kecanduan ~
Sekali lagi mohon maaf bila ada yang kurang berkenan Mas...
Sungguh Allah Maha Pemberi Taufik, tunjukilah kami pada jalan-jalan yang terbaik...
Aamiin

Oleh : Muntazal Admi
Sumber

No comments:

Post a Comment